Nama bell palsy berasal dari sir charles bell, orang yang pertama kali menggambarkan keadaan ini dan menghubungkan dengan kelainan syaraf wajah. Bell’s palsy merupakan paralisis atau kelumpuhan pada satu sisi wajah, sangat jarang terjadi pada kedua sisi wajah, keadaan ini menyerang saraf ke VII (saraf wajah atau nervus facialis).Kerusakan saraf tersebut menyebabkan salah satu sisi wajah terlihat jatuh/ droop, sensitivitas indera perasa menurun. Bell's palsy ini bukan disebabkan oleh stroke atau transient ischemic attack (TIA), tapi sebaliknya stroke bisa menyebabkan paralisis pada wajah. Harus diingat bahwa tidak ada hubungan sama sekali antara bell's palsy dengan stroke atau TIA.
Gejala yang ditimbulkan biasanya kesulitan menggerakkan otot wajah pada bagian yang terserang seperti kesulitan mengedipkan mata sehingga mata menjadi kering, mulut tidak bisa menutup sehingga air liur keluar( ngiler), mulut kering yang menyebabkan kesulitan mengunyah, sensitivitas pada lidah menurun terutama pada ujung lidah. Keadaaan ini biasanya bisa sembuh dalam satu atau dua bulan tetapi pada orang tertentu kelainan tersebut menjadi permanen.
Kemungkinan penyakit ini disebabkan oleh paparan angin pada satu sisi wajah secara terus menerus seperti naik kendaraan bermotor tidak memakai pelindung wajah, wajah yang terkena kipas angin terus menerus, virus herpes yang menetap di tubuh dan aktif kembali karena trauma, keradangan pada saraf wajah, faktor lingkungan, stres dll. Sedangkan untuk pengobatannya dokter biasanya memberikan resep anti virus atau kortikosteroid