" Glitter Words

Sabtu, Juli 16, 2011

'bout lesi vesikulobulosa

Mmmmh...sebenernya nisa nulis ni terinspirasi oleh pasien yang datang ke UGD (unit gawat darurat) di RS so its not real my case...hehehe। Lesi (luka) vesikulobulosa ni banyak banget macamnya, nisa coba sharing sedikit di sini y...lesi ini merupakan kelainan pada kulit atau mukosa atau selaput lendir yang berupa vesikula n bula. Ntuk pengertian vesikula dan bulanya pernah nisa tulis sebelumnya, tapi biar tmen2 g bingung, nisa tulis lg dech, vesikula adalah penonjolan kulit isi cairan dengan diameter kurang dari 0,5 cm sedangkan bula adalah penonjolan kulit isi cairan dengan diameter lebih dari 0,5 cm. Yang dikategorikan lesi vesikulobulosa adalah pemfigus vulgaris, pemfigoid bulosa, herpes simpleks, herpes zoster, varicella(cacar) dan masih banyak lagi. Tp disini nisa cuma mo bahas pemfigus vulgaris ama pemfigoid bulosa aj y...kapan2 nisa bahas yang lain y.....


PEMFIGUS VULGARIS

Pemfigus vulgaris merupakan penyakit autoimun yang menyerang kulit dan membran mukosa, yang ditandai dengan timbulnya bula dengan berbagai ukuran kira-kira berdiameter 1-10 cm. Paling sering timbul pada daerah lipatan tubuh misalnya pada aksila, lipatan paha, leher, kadang lesi juga timbul pada daerah mulut, hidung dan genital.

Yang dimaksud penyakit autoimun (auto immune disorder) adalah sistem imun tubuh tidak mengenali protein tubuh sendiri dan menganggapnya sebagai benda asing sehingga dia memproduksi antibodi yang menyerang spesifik pada protein kulit dan membran mukosa tersebut.

Manifestasi klinis dari penyakit ni berupa pada oral/ rongga mulut yang tampak sebagai erosi irreguler, biasanya terasa nyeri, mudah berdarah, sembuhnya lama. Pada kulit, lesi berupa bula yang membesar dan tidak bertahan lama, bula tersebut pecah dan akan timbul erosi yang luas disertai nyeri, pembentukan krusta dan perembesan cairan serum keluar, disertai bau yang menusuk dan khas.

Biasanya dari pemeriksaan didapatkan nikolsky sign positif, bila dilakukan penekanan pada kulit normal menyebabkan terbentuknya bula baru dan pengelupasan kulit (epidermis) seperti kertas basah. Dengan pemeriksaan tzank test yaitu dengan pengecatan giemsa pada apusan dasar bula menunjukkan adanya akantolisis Sedangkan pemeriksaan biopsi pada lesi yaitu dengan cara memecah bula dan membuat apusan untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Terapi yang diberikan oleh para dokter, apabila terjadi keparahan, pasien diharuskan opname. Untuk lesi basah dianjurkan untuk dikompres sedangkan lesi yang kering diberikan antibiotik topikal. Untuk terapi sistemik biasanya dengan pemberian kortikosteroid, imunosupresan, dan antibiotik bila terjadi infeksi sekunder.


Gambar pemfigus vulgaris di rongga mulut

Gambar pemfigus vulgaris pada punggung

PEMFIGOID BULOSA

Pemfigoid bulosa merupakan penyakit autoimun kronik ditandai dengan bula subepidermial besar dengan diameter kurang lebih 5-6 cm, berdinding tegang di atas kulit yang normal dan sering terjadi pada orang tua (kira2 usia 65-75 tahun), bisa disertai atau tidak disertai rasa gatal. Berbeda dengan pemfigus vulgaris, pada pemfigoid ini, bula tidak mudah pecah sehingga jarang terjadi sekunder infeksi. Apabila bula pecah maka akan timbul erosi tetapi akan sembuh tanpa bekas dengan hiperpigmentasi.

Penyebab belum diketahui, tapi obat-obatan seperti penicillin dan captopril dapat memicu timbulnya penyakit ini. Lesi bisa terjadi pada semua bagian tubuh, seperti pada pemfigus vulgaris, kebanyakan terjadi pada daerah lipatan, seperti ketiak, inguinal, paha bagian mediak, abdomen, lengan bagian bawah bagian fleksor, tungkai bagian bawah. Pada lesi oral, 20% terdapat pada bukal mukosa.

Dari pemeriksaan biasanya didapat tzank test(-), nikolsky sign(-). Pemeriksaan biopsi bula subepidermial, tidak terlihat adanya akantolisis. Terapi yang diberikan biasanya berupa kortikosteroid oral dan topikal, dapson, pemberian imunosupresan, tetrasiklin, nikotinamide.
»»  READMORE...

Minggu, Juli 10, 2011

instruksi post pencabutan gigi

Bnyk yg masih belum mengerti apa yang harus dilakukan setelah giginya dicabut, di sini bukan sepenuhnya kesalahan seorang pasien, karena kadangkala dokter giginya pun lupa dalam memberikan instruksi *dokter juga manusia lho-mekanisme pembelaan diri;)* tapi sebelum masuk ke inti, nisha mo share jg tentang proses yang terjadi setelah pencabutan. Beberapa saat setelah gigi tercabut dari soket (tulang alveolar-lihat gambar) maka timbullah perdarahan, kira2 dalam waktu 30 menit (waktu normal), perdarahan akan berhenti dan darah tersebut mulai membeku dan jendalan2 darah akan mengisi soket tersebut. Dan kurang lebih dalam 7 hari jendalan darah tersebut digantikan jaringan ikat yg fibrous.

Sekarang kita mulai masuk ke inti yaw. Di sini nisha nyoba sharing dikit beberapa hal yang harus dipatuhi oleh pasien setelah pencabutan:
  • Setelah gigi dicabut, gigit tampon selama kurang lebih 30 menit. Hal ini ditujukan untuk menghentikan perdarahan.
  • Untuk hari pertama setelah pencabutan, hindari makanan yang panas, usahakan makan makanan yg dingin, makan es krim pun boleh. karena makanan ato minuman yg panas/ hangat bisa menyebabkan pembekuan darah pada bekas pencabutan rusak sehingga dapat menimbulkan perdarahan lagi dan sebaliknya makanan/minuman yang dingin dapat mencegah timbulnya perdarahan.
  • Jangan menyikat gigi terlalu keras pada daerah yg dicabut.
  • Jangan mengorek luka bekas pencabutan dengan jari.
  • Meskipun rasanya tidak nyaman karena seringkali mengeluarkan darah, jangan suka meludah. Karena mekanisme meludah dapat merusak bekuan darah, sehingga penyembuhan pun akan semakin lama
  • Bagi yang suka merokok, untuk hari pertama setelah dicabut giginya, jangan merokok dulu
  • Jangan berkumur terlalu keras. Ini jg dapat merusak bekuan darah tersebut
  • Jangan menghisap luka bekas gigi yang di cabut.
  • Makanlah pada sisi yang berlawanan dengan tempat bekas gigi yg d cabut.
Beberapa hal di atas yang harus dihindari dan dilakukan oleh pasien2 yang habis dicabut giginya. Semoga bermanfaat;)
»»  READMORE...