Mmmmh...sebenernya nisa nulis ni terinspirasi oleh pasien yang datang ke UGD (unit gawat darurat) di RS so its not real my case...hehehe। Lesi (luka) vesikulobulosa ni banyak banget macamnya, nisa coba sharing sedikit di sini y...lesi ini merupakan kelainan pada kulit atau mukosa atau selaput lendir yang berupa vesikula n bula. Ntuk pengertian vesikula dan bulanya pernah nisa tulis sebelumnya, tapi biar tmen2 g bingung, nisa tulis lg dech, vesikula adalah penonjolan kulit isi cairan dengan diameter kurang dari 0,5 cm sedangkan bula adalah penonjolan kulit isi cairan dengan diameter lebih dari 0,5 cm. Yang dikategorikan lesi vesikulobulosa adalah pemfigus vulgaris, pemfigoid bulosa, herpes simpleks, herpes zoster, varicella(cacar) dan masih banyak lagi. Tp disini nisa cuma mo bahas pemfigus vulgaris ama pemfigoid bulosa aj y...kapan2 nisa bahas yang lain y.....
PEMFIGUS VULGARIS
Pemfigus vulgaris merupakan penyakit autoimun yang menyerang kulit dan membran mukosa, yang ditandai dengan timbulnya bula dengan berbagai ukuran kira-kira berdiameter 1-10 cm. Paling sering timbul pada daerah lipatan tubuh misalnya pada aksila, lipatan paha, leher, kadang lesi juga timbul pada daerah mulut, hidung dan genital.
Yang dimaksud penyakit autoimun (auto immune disorder) adalah sistem imun tubuh tidak mengenali protein tubuh sendiri dan menganggapnya sebagai benda asing sehingga dia memproduksi antibodi yang menyerang spesifik pada protein kulit dan membran mukosa tersebut.
Manifestasi klinis dari penyakit ni berupa pada oral/ rongga mulut yang tampak sebagai erosi irreguler, biasanya terasa nyeri, mudah berdarah, sembuhnya lama. Pada kulit, lesi berupa bula yang membesar dan tidak bertahan lama, bula tersebut pecah dan akan timbul erosi yang luas disertai nyeri, pembentukan krusta dan perembesan cairan serum keluar, disertai bau yang menusuk dan khas.
Biasanya dari pemeriksaan didapatkan nikolsky sign positif, bila dilakukan penekanan pada kulit normal menyebabkan terbentuknya bula baru dan pengelupasan kulit (epidermis) seperti kertas basah. Dengan pemeriksaan tzank test yaitu dengan pengecatan giemsa pada apusan dasar bula menunjukkan adanya akantolisis Sedangkan pemeriksaan biopsi pada lesi yaitu dengan cara memecah bula dan membuat apusan untuk diperiksa di bawah mikroskop.
Terapi yang diberikan oleh para dokter, apabila terjadi keparahan, pasien diharuskan opname. Untuk lesi basah dianjurkan untuk dikompres sedangkan lesi yang kering diberikan antibiotik topikal. Untuk terapi sistemik biasanya dengan pemberian kortikosteroid, imunosupresan, dan antibiotik bila terjadi infeksi sekunder.
Gambar pemfigus vulgaris di rongga mulut
Gambar pemfigus vulgaris pada punggung
PEMFIGOID BULOSA
Pemfigoid bulosa merupakan penyakit autoimun kronik ditandai dengan bula subepidermial besar dengan diameter kurang lebih 5-6 cm, berdinding tegang di atas kulit yang normal dan sering terjadi pada orang tua (kira2 usia 65-75 tahun), bisa disertai atau tidak disertai rasa gatal. Berbeda dengan pemfigus vulgaris, pada pemfigoid ini, bula tidak mudah pecah sehingga jarang terjadi sekunder infeksi. Apabila bula pecah maka akan timbul erosi tetapi akan sembuh tanpa bekas dengan hiperpigmentasi.
Penyebab belum diketahui, tapi obat-obatan seperti penicillin dan captopril dapat memicu timbulnya penyakit ini. Lesi bisa terjadi pada semua bagian tubuh, seperti pada pemfigus vulgaris, kebanyakan terjadi pada daerah lipatan, seperti ketiak, inguinal, paha bagian mediak, abdomen, lengan bagian bawah bagian fleksor, tungkai bagian bawah. Pada lesi oral, 20% terdapat pada bukal mukosa.
Dari pemeriksaan biasanya didapat tzank test(-), nikolsky sign(-). Pemeriksaan biopsi bula subepidermial, tidak terlihat adanya akantolisis. Terapi yang diberikan biasanya berupa kortikosteroid oral dan topikal, dapson, pemberian imunosupresan, tetrasiklin, nikotinamide.