Oral habit (kebiasaan buruk)
By Wienkz 02
Tahukah Anda jika kebiasaan buruk seperti menghisap jempol/jari/bibir, menggigit kuku/pensil/bibir, bertopang dagu, bernafas melalui mulut, cara menelan yang salah, dan bruksism (kerot gigi) dapat menyebabkan maloklusi (gigi yang berdesakan). Tentu saja jika kebiasaan tersebut dilakukan dalam waktu yang lama, seringnya (frekuensi) kebiasaan tersebut dilakukan, dan berdasarkan intensitasnya atau dengan kata lain kekuatan tekanan dari kebiasaan tersebut.
Kebiasaan menghisap jempol jika berhenti sebelum gigi permanen (gigi sulung) tumbuh maka efek yang ditimbulkan hanya sedikit atau tidak ada sama sekali, dan sebaliknya jika dilakukan sampai gigi permanen tumbuh maka dapat menyebabkan protrusi (gigi tonggos) dan gigitan terbuka. Kebiasaan menghisap bibir dapat menyebabkan gigi depan atas menjadi lebih maju (tonggos), gigi depan bawah menjadi lebih masuk, dan bibir bawah membesar dan merah.
Kebiasaan bernafas melalui mulut seringkali dilakukan anak-anak. Jika anak tersebut masih berusia di bawah 8 tahun masih dianggap suatu kewajaran karena sistem pernafasannya masih belum sempurna tapi jika hal itu dilakukan pada usia di atas 8 tahun maka itu termasuk salah satu kebiasaan buruk dan bisa menimbulkan suatu kelainan seperti mulut melongo (incompetent lips/mulut tidak menutup sempurna). Jika hal ini terjadi pada Anda/ anak anda, berikan latihan untuk mencoba bernafas lewat hidung tapi jika Anda/anak anda merasa kesulitan maka segeralah konsultasi pada dokter anda karena kemungkinan terdapat kelainan pada saluran pernapasan Anda/anak anda.
Kebiasaan menelan yang salah, dengan menjulurkan lidah antara gigi depan atas dan bawah, dapat menyebabkan gigitan terbuka (gigi depan atas dan bawah tidak bisa kontak sempurna). Cara menelan yang benar adalah dengan cara menempatkan lidah di belakang gigi depan atas.
Bruksism merupakan kebiasaan menggeser-geser antara gigi atas dan bawah biasanya terjadi pada saat tidur dan seringkali menimbulkan suara yang berderit tetapi bisa juga terjadi saat keadaan sadar dan biasanya dalam keadaan cemas. Kebiasaan ini dapat menyebabkan gigi yang terlibat menjadi aus dan apabila terjadi dalam waktu yang lama gigi tersebut bisa habis. Penyebab dari kelainan masih belum diketahui, tetapi menurut salah satu sumber mengatakan bahwa ada 2 faktor yang dapat memicu terjadinya bruksism yaitu faktor oklusal (karena letak gigi yang kurang baik sehingga seseorang mencari posisi yang nyaman bagi giginya saat tidur sehingga timbul kerot) dan faktor psikis (kejiwaan) seseorang.
Untuk mengatasi semua masalah yang tersebut di atas, diperlukan konsultasi lebih jelas dengan dokter gigi Anda, dengan begitu Anda akan mendapat perawatan lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar